Selasa, 21 Februari 2023

3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.2

 3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.2

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1) CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.

2) CGP mampu membuat rencana perubahan secara rinci dengan menggunakan format BAGJA.

A. Koneksi Antar Materi

1) Kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, dapat menggunakan kerangka dari Green dan Haines (2016) yang memetakan 7 aset utama, (modal utama). Tujuh modal utama tersebut merupakan salah satu alat yang dapat membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah. 7 (tujuh) aset tersebut dapat saling beririsan satu sama lain dalam pemanfaatannya.

Kesimpulan tentang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengenali, menggali, menganalisis, dan memetakan potensi sumber daya / aset utama daerah / sekolahnya dengan pendekatan berbasis aset (asset based thinking), selanjutnya memanfaatkan dan memberdayakan aset- aset tersebut seoptimal mungkin untuk mewujudkan perubahan dalam pembelajaran yang berpihak pada murid. Hal ini selaras dengan Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara bahwa pembelajaran harus berpihak pada murid.

Berbekal pendekatan berbasis asset, maka implementasi saya sebagai pemimpin pembelajaran yaitu saya harus selalu berpikir positif, dan berusaha untuk bisa mengindentifikasi aset yang ada di kelas, sekolah dan masyarakat sekitar. Misalnya saya sebagai Guru PPKn, akan memanfaatkan aset murid saya yang sesuai kodrat dan zamannya anak-anak sekarang sebagai anak yang mengerti tentang teknologi, maka pembelajaran yang saya lakukan berbasis digital. Misalnya menggunakan sumber belajar dari internet dan media sosial seperti Youtube, Blog, Instagram, dan Facebook. Sebagian tagihan tugas siswa diminta dikumpulkan menggunakan digital, misalnya : poster, artikel atau video. Siswa bebas memilih media yang disukainya. Siswa diminta mengupload atau mengunggah tugasnya ke instagram atau media sosial yang dimilikinya kemudian diminta untuk subscribe chanel saya.

Pembelajaran tatap muka memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar sekolah sebagai tempat pembelajaran di luar. Siswa diminta untuk melakukan wawancara dengan masyarakat yang berkaitan dengan materi PPKn seperti wawancara dengan Lembaga peradilan dan Kejaksaan, dan kepolisian di sekitar sekolah.

Tujuh modal tersebut meliputi: 1) Modal Manusia, 2) Modal Sosial, 3) Modal Politik, 4) Modal Agama dan Budaya, 5) Modal Fisik, 6) Modal Lingkungan / Alam, dan 7) Modal Finansial. Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang. Modal sosial dimaknai sebagai norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas / masyarakat. Modal politik tidak hanya dimaknai sebagai sebuah aktivitas demokratis dalam tataran politik praktis tapi merupakan kemampuan kelompok untuk memengaruhi distribusi sumber daya di dalam unit sosial.

Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengitegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku dan amalan. Kebudayaan merujuk pada hasil cipta dan karya manusia yang unik, yang lahir dari serangkaian ide, gagasan, norma, perilaku, serta benda. Modal budaya dijelaskan dari tiga hal, yaitu: 1) keadaan yang melekat dan mewujud, seperti nilai dan tradisi yang dianut dan berkembang dalam masyarakat; 2) keadaan konkret hasil cipta dan karya, seperli lukisan, buku, mesin, kerajinan tangan, dan semua benda yang dihasilkan oleh manusia sebagai bentuk kreativitas; dan 3) sebuah bentuk yang dapat dipelajari melalui kualifikasi akademik, yaitu sekolah.

Modal fisik terdiri atas dua kelompok utama, yaitu: bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan. Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jaln, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain. Modal lingkungan / alam bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyaman hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. Modal finansial berupa dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.

Saya dapat mengimplementasikannya dengan mempertimbangkan dan mendayagunakan sepenuhnya seluruh modal aset tersebut untuk mewujudkan prakarsa perubahan yang sesuai dengan visi sekolah. Perubahan awal sebagai pioner, saya akan memulainya di kelas yang saya ampu, kemudian mengembangkannya di sekolah dan masyarakat setelah tersusun pada prakarsa perubahan.

2) Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

Pengelolaan sumber daya yang tepat akan menjadi dasar pengelolaan pembelajaran menjadi lebih berkualitas karena lebih menjadi tolok ukur untuk memandang masa depan. Contoh : hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid yang berkualitas. Bila kita sudah mampu mengindentifikasi 7 aset utama (modal utama), yaitu modal manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan / alam, dan finansial yang ada di sekitar lingkungan sekolah, maka itu dapat menjadi sumber kekuatan kita untuk merencanakan pembelajaran yang berpihak dengan murid. Misalnya kita harus tahu karakteristik murid dalam pembelajaran, kemudian fasilitas yang ada di sekolah, lingkungan sekitar sekolah yang bisa dijadikan sumber belajar, secara finansial mendukung pembelajaran berlangsung dengan lancar, termasuk agama dan budaya di sekitar lingkungan. Semua dapat kita manfaatkan sebagai sumber pembelajaran yang berpihak pada murid (pembelajaran yang berkualitas).

3) Hubungan dengan modul dengan modul lainnya yang Saya dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara :

Salah satu alasan mengapa kita melakukan pendekatan berbasis aset karena kita ingin melakukan pembelajaran berkualitas dengan memanfaatkan aset yang ada sehingga dapat tercapai pembelajaran berpihak pada murid sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak :

Salah satu peran Guru Penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam hal ini pemimpin dalam pengelolaan sumber daya agar kita bisa melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan mengetahui 7 aset yang ada di sekitar sekolah maka kita bisa melaksanakan peran kita sebagai Guru Penggerak.

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak :

Untuk mewujudkan visi Guru Penggerak tentunya kita harus membuat pemetaan kekuatan kita yaitu 7 aset yang ada di sekitar sekolah agar kita bisa membuat pembelajaran yang berpihak pada murid dan mencapai visi Guru Penggerak dan sekaligus tentunya mencapai visi misi sekolah.

Modul 1.4 Budaya Positif:

Salah satu aset manusia adalah murid, tentunya kita harus mengajarkan kepada semua peserta didik budaya positif, agar bisa diamalkan dan menjadi kebiasaan yang baik, dan tentunya akan sangat membantu tercapainya pembelajaran yang berkualitas dan berpihak pada murid.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid :

Dengan mengindentifikasi aset yaitu murid, tentunya kita akan mengetahui karakteristik murid. Pembelajaran berkualitas dan berpihak pada murid dapat kita lakukan melalui pembelajaran berdiferensiasi, artinya pembelajaran dilakukan berdasarkan kebutuhan murid, yaitu readiness (kesiapan belajar murid), minat dan profil atau gaya belajar murid.

2.2 Pembelajaran Sosial Emosional:

Mengeksplorasi pentingnya Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Mengeksplorasi konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE), yaitu: 1) Kesadaran diri, 2) Manajemen Diri, 3) Kesadaran Sosial, 4) Keterampilan Berelasi, dan 5) Pengambilan Keputusan yang bertanggung Jawab. Mengeksploarasi pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfullness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE). Mengeksplorasi implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 (empat) indikator, yaitu : 1) pengajaran eksplisit, 2) integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, 3) penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan 4) penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.

2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik :

Coaching dengan alur TIRTA, seorang guru mengajak murid menggali potensi yang dimiliki. Guru diharapkan tidak memberikan solusi, tetapi menggali potensi murid. Murid bisa merancang sendiri solusi yang akan diambil. Jadi kompetensi dan peran kita sebagai seorang coach harus selalu dilatih, agar murid mampu menjadi coachee yang baik.

3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin :

Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan akan memengaruhi pencapaian tujuan pendidikan. Sebab dalam perjalanannya akan berhadapan dengan situasi dilema etika maupun bujukan moral. Guru yang memahami mekanisme pengambilan keputusan yang baik, maka seorang guru / pemimpin pembelajaran akan mampu menyelesaikan masalah dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan. Dengan demikian pemimpin dapat melakukan pemetaan aset dengan tepat dan dapat diberdayakan secara optimal.

3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya :

Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola 7 aset / modal utama di daerah / sekolahnya adalah sebuah kekuatan untuk pencapaian tujuan pendidikan yakni mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (wellbeing) dan bertanggung jawab.

4) Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mempelajari modul ini, saya tidak menyadari ekosistem sekolah dan bahwa dengan pengelolaan tujuh aset (modal utama) dapat memberikan dampak yang sangat luar biasa pada perubahan yang dicitakan oleh sekolah. Setelah mengikuti modul dan menyadari kaitan dengan materi-materi sebelumnya, saya lebih percaya diri untuk mengusung perubahan untuk pembelajaran yang membuat murid bahagia.

Hubungan antara sebelum dan sesudah saya mengikuti pelatihan terkait modul 3.2 ialah adanya perubahan mindset atau paradigma baru dalam berfikir dan bertindak menghadapi sesuatu hal. Jika sebelumnya mindset saya fokus pada kekurangan atau masalah yang dihadapi, sekarang mindset saya berfokus pada kekuatan / aset. Adapun pemikiran yang sudah berubah pada diri saya setelah mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini yaitu mulai berfikir untuk berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, sebelumnya berjalan sendiri tanpa kolaborasi.

Mulai membuat program berdasarkan visi-misi dan kekuatan sekolah, sebelum membuat proyek / program untuk memecahkan masalah. Mulai berfokus pada aset untuk pengembangan sumber daya, sebelumnya fokus pada meminta / mencari bantuan orang lain. Mulai membiasakan diri dengan pertanyaan yang memberdayakan seperti “apa yang sudah berhasil?”, “bagaimana strategi agar membuatnya lebih berhasil?”, “apa saja aset / kekuatan yang kita miliki?”, dan lain-lain.

B. Rancangan tindakan

Prakarsa Perubahan : Membudayakan Pembelajaran PPKn Berbasis digital pada murid.

Buat rancangan dengan model BAGJA

A. B-uat pertanyaan (Define)

Pertanyaan

Apa yang harus saya lakukan supaya murid terbiasa dengan pembelajaran berbasis digital?

Jawaban : Pertama kali saya akan mempelajari pembelajaran berbasis digital, dengan membuat sumber pembelajaran berupa video Youtube, Blog dan Tiktok. Selanjutnya tagiahn tuags berupa catatn digital, laporan video praktikum.

Bagaimana cara supaya murid terbiasa dengan pembelajaran berbasis digital?

Caranya dengan memberikan sumber belajar berbasis internet, tagihan yang berupa digital.

Mengapa murid harus terbiasa dengan pembelajaran berbasis digital?

Karena murid zaman sekarang adalah zaman digital, sehingga kita harus melakukan pembelajaran berbasis digital agar tercapai pembelajaran yang berpihak pada murid.

B. A-mbil pelajaran (Discover)

Pertanyaan

Apa saja potensi peserta didik sehingga bisa dilaksanakan pembelajaran berbasis digital?

Jawab : Kemauan belajar yang tinggi, fasilitas Hp yang memadai, kuota dari Pemerintah (pada masa pandemi), sinyal bagus, dan tentunya anak zaman milenial pasti suka dengan IT, sehingga akan tercapai pembelajaran yang berpihak pada murid.

Survei apa yang harus kita lakukan sebelum merancang pembelajaran berbasis digital?

Jawab: Jumlah siswa yang memiliki Hp yang bisa dipakai untuk pembelajaran berbasis digital, kemampuan dalam menggunakan aplikasi seperti canva, pic art, kemudian menggunakan aplikasi edit video.

C. G-ali mimpi (Dream)

Pertanyaan

Harapan apa yang ingin diraih bila pembelajaran berbasis digital tercapai?

Jawaban : Harapan yang akan diraih adalah semua murid mempunyai skill (keterampilan) digital yang akan berguna pada jenjang pendidikan selanjutnya atau di tempat kerja.

Siapa yang akan dilibatkan dalam berkolaborasi untuk mewujudkan pembelajaran berbasis digital?

Jawabannya : Yang akan saya ajak kolaborasi adalah Guru TKJ/Multimedia karena pelajaran tersebut sangat mendukung dengan program pembelajaran berbasis digital.

D. J-abarkan rencana (Design)

Langkah apa saja yang akan dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran berbasis digital?

Jawaban: Langkah yang akan dilakukan :

Saya sebagai guru banyak berlatih di youtube

Saya membuat sumber belajar digital berupa Blog: Pendidikan.blogspot.com

Selanjutnya saya melakukan tagihan tugas digital, supaya murid bisa dan terampil dalam pembelajaran digital.

Apa indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran berbasis digital?

Indikator keberhasilannya ialah adanya produk karya nyata berupa laporan digital. Murid bebas memilih media digital yang disukainya. Media berupa tulisan di blog, instagram atau video yang di upload di Google Drive atau Youtube.

E. A-tur eksekusi (Deliver)

Siapakah yang terlibat dan apa perannya masing-masing dalam mewujudkan rencana ini?

Kepala sekolah sebagai pimpinan managemen sekolah.

Guru TKJ/Multimedia yang akan mendukung rencana ini.

Wali kelas dan guru BK untuk berkolaborasi dalam melakukan tagihan.

Apa bentuk refleksi yang dilakukan murid dalam pembelajaran berbasis digital?

Jawaban: Guru menyediakan link jurnal refleksi model 4F atau 4P (model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway) untuk diisi oleh murid, sehingga guru mengetahui kendala dan kesulitan murid.